wonokerto.desa.id - Seiring berjalannya waktu, lahan di area aliran sungai yang merupakan pembatas antara Dusun Wonorejo Desa Wonokerto dengan Dusun Blemben Desa Jenggrik semakin tidak terkendali. Pola aliran air sungai mulai berubah, dimana tumpukan sampah mulai menumpuk dan semakin diperparah dengan tanaman disekitar aliran sungai yang berupa tanaman bambu yang dulunya berfungsi untuk menyerap dan menahan aliran air sungai, justru kini tanaman bambu tersebut ikut hanyut terbawa aliran sungai yang pada akhirnya menumpuk bersama sampah-sampah yang kian menumpuk dibawah jembatan, dan jelas ini sangat mengganggu aliran air sungai. semakin besarnya aliran permukaan, maka semakin tinggi pula tingkat erosi di lokasi tersebut. Gerusan material tanah tersebut terakumulasi dan terangkut pula oleh aliran air. Akibatnya, terjadi pengendapan material tanah di sungai. Tingkat sedimentasi di sungai tersebut semakin memprihatinkan dan membuat kapasitas tampungan sungai semakin mengecil.
Hal ini bila dibiarkan ditakutkan bisa berdampak ambrolnya jembatan karena tidak kuat menahan beban tanaman bambu dan sampah-sampah lainnya yang bercampur tanah tersebut saat air sungai membesar dimusim penghujan saperti saat ini.
Normalisasi saluran sungai merupakan salah satu solusi mengatasi permasalahan yang terjadi di sepanjang aliran sungai tersebut. Hal inilah yang mendasari Pemerintah Desa Wonokerto mengadakan kegiatan Padat Karya Tunai (PKT) dengan kegiatan normalisasi aliran sungai disepanjang area jembatan penghubung antar Desa tersebut pada hari Rabu 12 Februari 2025. Konsep Padat Karya tunai ini dirancang agar melibatkan seluruh elemen masyarakat desa. Penerapan program Padat Karya Tunai Desa akan memprioritaskan masyarakat yang menganggur. Hal ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan penghasilan, sekaligus berkontribusi pada pembangunan Desa Wonokerto.